Mau Praktis dan Hemat, Sewa Saja di Lutunna Kudus

Lutunna Kudus

KUDUS – Hampir setiap hari ada yang menyewa atau membeli barang. Jadi harus cek surat elektronik, BBM, dan facebook,” ungkap Asri Candra Puspita (27) sambil membungkus boks bayi pesanan pelanggan dari Pecangaan, Jepara.

Usaha persewaan perlengkapan bayi yang dia rintis sejak enam tahun lalu itu berkembang seiring dengan tingginya permintaan pelanggan yang sebagian besar pasangan muda untuk menyewa atau membeli perlengkapan bayi seperti boks bayi, bedding set, stroller, baby walker, rocking bouncer, infant carseat, dan highchair.

Untuk memenuhi permintaan pelanggan, dia berburu perlengkapan bayi di toko, menyasar peralatan bayi milik tetangganya yang sudah tak terpakai, atau mencari barang yang dilelang. ”Awalnya hanya punya empat boks baru dan bekas yang dibeli dari tetangga. Umumnya dari kado yang tak dimanfaatkan. Sampai sekarang banyak orang datang membawa barangnya dan minta dibantu menjualkan.”

Usaha hanya awalnya dijalankan secara konvensional dengan menyebar brosur dan gethok tular, beralih dengan cara daring (online). Selain memberi kemudahan kepada pelanggan yang ingin menyewa peralatan bayi miliknya, usahanya makin dikenal. Pelanggan tidak hanya datang langsung, tapi juga pesanan via telepon, SMS, atau lewat facebook, dan barang yang diinginkan akan diantar ke rumah pelangan.

Asri, pengelola rental perlengkapan bayi Lutunna Kudus menambahkan, sistem daring lebih menguntungkan. ”Kami memberlakukan layanan pesan antar meski mereka memesan via facebook atau telepon.” Usaha yang dirintis dari sebuah keisengan itu menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Omzet meningkat karena pelanggan tidak hanya datang dari Semarang dan sekitarnya tapi juga luar kota. Dalam sebulan saja setidaknya Asri mampu menyewakan 5 buah boks bayi. Itu belum ditambah dengan penyewaan barang lain seperti stroller atau carseat.

”Total barang sekitar 65 buah yang beredar di konsumen. Barang berputar terus dan jarang numpuk di rumah. Meski sudah dua tahun tapi barang masih bagus. Enaknya, sudah balik modal tapi barang masih bisa menghasilkan uang.”

”Saya membuka di Kudus karena peminatnya tinggi,” imbuh Asri. Asri mengakui, bisnis yang mereka tekuni masih mempunyai potensi pasar yang sangat besar dan belum tergarap maksimal. ”Saat ini masih sulit mengubah mindset orang dari membeli ke menyewa. Nah, itu peluang pasar yang bisa digarap.”

Jadi, kalau itu lebih praktis dan hemat, sewa saja! (Ihrozal Ma’ali/*)